EMPAT LEVEL REZEKI

Apa kabar sahabat KLINIK BISNIS semua? semoga Allah senantiasa berkahi kita dengan Iman yang kuat, Ibadah yang berkualitas, Jiwa Raga yang Sehat, Keluarga yang Soleh dan Sakinah sebagai bekal terbaik kita dalam mengarungi hidup di dunia untuk mendapat Ridho Allah di dunia dan akhirat kelak.
Pagi ini saya mendapat broadcast dari sahabat saya kang Iman Aryadi sesama anggota Masyarakat Ekonomi Syariah wilayah Jawa Barat yang isinya sayang bila tidak saya share untuk sahabat semua. Walau ulasan tentang rezeki sudah banyak kita dengar atau baca, tapi tidak akan pernah bosan kita dalami karena urusan rezeki ini banyak membuat orang galau, tidak terbatas orang miskin saja tapi orang kayapun bahkan bisa jadi lebih galau. Selamat menyimak EMPAT LEVEL REZEKI ALLAH BAGI MAHLUK HIDUP.


REZEKI LEVEL-1
  1. "Tidak suatu binatang melatapun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya." (QS. 11: 6).
  2. Artinya Allah memberikan jaminan kepada seluruh mahluk hidup di alam semesta ini berupa oksigen,kesehatan, makan, minum untuk seluruh. Ini adalah rezeki dasar yang terendah.
  3. Alangkah naifnya seorang manusia yang merasa ketakutan tidak bisa makan, padahal Allah jamin rezekinya, maaf saya kasih contoh ekstrem lihat saja cacing di dalam tanah bisa makan, anak ayam yang baru menetas bisa patuk-patuk cari makanan, bahkan orang gila sekalipun bisa makan walaupun dari tempat sampah atau belas kasihan orang lain.
  4. Jadi hanya tidak ada istilah "NGANGUR dan GALAU", bagi seorang Muslim yang hanya berdiam diri, pasrah tidak melakukan apa-apa untuk ikhtiar mencari rizki Allah yang demikian mudah terserak di bumi ini. Rasulullah SAW pernah memberi Kampak seseorang yang meminta-minta padahal fisiknya masih kuat, lalu disuruhnya mencari kayu bakar dan menjualnya di pasar, tidak perlu waktu lama, orang tersebut menghadap Rosulullah SAW dengan hasil yang melimpah.
  5. Kita manusia diberkahi oleh Allah akal dan fisik yang sempurna, jangankan hanya urusan cari makanan, manusia bikin internet yang menghubungkan orang di seluruh dunia atau bikin pesawat untuk menjelajah ruang angkasa saja bisa, maka takut tidak dapat rezeki atau tidak bisa makan adalah urusan mindset di otak kita.

REZEKI LEVEL-2
  1. "Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya" (QS. 53: 39).
  2. Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika kita bekerja dua jam, maka dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih keras, lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, maka kita akan mendapat lebih banyak. Allah tidak memandang manusia Muslim atau bukan, karena urusan rizki manusia mempunyai hak yang sama. Tapi untuk muslim hanya rezeki yang halal dan berkah yang harus dicari.
  3. Sebagai seorang muslim kita tidak boleh cengeng dan terlalu "Percaya Diri" karena punya Allah. Ya memang Allah menjamin rezeki kita, tapi bila kita ingin dicukupi rezekinya oleh Allah, maka kita harus mau merubah nasib kita sendiri, bekerja keras dan dekat denganNya bila ingin rezeki diberkahi. Bila kita muslim tapi ikhtiar kita kalah oleh non muslim, jangan salahkan Allah kalo kita masih miskin atau belum sukses, tapi evaluasi diri mulai dari Iman/keyakinan, ibadah sampai strategi ikhtiar kita dalam mencari rizki Allah.
  4. Dalam sebuah hadist Rosulullah bersabda " Allah akan antarkan sukses kita sesuai dengan kuatnya niat dan ikhtiar kita"

REZEKI LEVEL-3
  1. �... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.." (QS. 14: 7)
  2. Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu. 
  3. Cara mensyukuri rezeki adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, perbanyak ibadah dan sedekah atau berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
  4. Iman akan memperkuat keyakinan kita bahwa hanya Allahlah yang menjamin dan mengatur rezeki kita, ibadah yang berkualitas akan menambah kedekatan kita dengan Allah sang Maha pemilik rezeki, sedekah memperbanyak netrwok dan mendorong orang lain mendoakan kelanggengan rezeki kita, maka tidak ada cerita yang menyebutkan seorang yang berzakat dan rajin bersedekah berkurang hartanya tapi malah terus bertambah, subhanallah.

REZEKI LEVEL-4 (UNTUK ORANG BERIMAN DAN BERTAQWA)
  1. ".... Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.� (QS 65:2-3)
  2. Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Orang istimewa ini (muttaqun) adalah orang yang benar-benar dicintai dan dipercaya oleh Allah untuk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.
  3. Menjadi Muttaqun memang sangat berat syarat dan tahapannya, karena iman harus sempurna, kualitas ibadah terbaik, banyaknya harta tidak mengurangi kedekatannya kepada Allah tapi malah menjadi sarana mendekatkan diri kepadaNya dengan terus berbagi untuk sesama dan bekal memperjuangan agama.

CONTOH NYATA KEBENARAN ALLAH MENJAMIN RIZKI MAHLUKNYA
Berikut saya kutip kisah nyata kebenaran firman Allah tersebut diatas yang dialami beberapa orang yang saya kenal walaupun mereka tidak ingin tidak terkenal.

Aki Tarsidi, warga di lingkungan komplek saya lebih senang memanggil dengan nama Aki, usianya sekitar 65 tahunan, berasal dari Majelengka Jawa Barat sejak puluhan tahun merantau di Bandung. Kebetulan beberapa tahun terakhir ini beliau menempati bangunan bekas kantor di sebelah rumah saya. Professi beliau adalah tukang kebun panggilan yang tiap hari ada saja warga yang minta kebunnya dibersihkan atau pekerjaan apa saja. Tiap bulan atau tiap ada keperluan beliau pulang ke kampungnya dengan membawa uang untuk menghidupi keluarganya, walaupun Aki tidak punya ijazah sekolah, tapi Allah penuhi rezekinya dengan menggiring warga memerlukan jasa si Aki, hal ini membuktikan Allah menjamin rezeki mahkluk ciptaannya  Satu hal yang sangat saya banggakan dari Aki ini adalah beliau senantiasa menjaga shalatnya di berjamaah mesjid terutama shalat subuh.  
  
Dani, itulah nama anak muda 23 tahun ini, dua tahun lalu beliau melamar ke pabrik furniture saya. Bagian HRD bingung karena ijazah SD saja tidak punya. Tapi saya lihat ada potensi positif dari anak ini, lalu saya izinkan ia ikut seleksi test operator mesin bersama dengan pelamar lain lulusan STM/SMK Mesin. Salah satu test tambahan sederhana untuk team produksi yaitu test menyapu yang bertujuan untuk melihat gesture calon SDM dalam pekerjaan fisik. 

Anak muda ini lulus sebagai operator dan mengikuti mengikuti semua proses pelatihan operator mesin dengan sangat tekun dan semangat serta dan tidak minder walaupun sainganya lulusan SMK. Felling saya betul, anak ini terpilih menjadi operator mesin tersulit yaitu mesin potong sebagai mesin utama dalam proses produksi furniture dengan gaji tertinggi sebagai operator mengalahkan kandidat lain yang mempunyai ijazah.

Saya panggil anak muda ini karena saya ingin tahu perjalanan hidupnya. Lalu berceritalah bahwa dia sejak kecil sudah bekerja apa saja, mulai dari kuli panggul, kuli bangunan, penjaga warnet dan pekerjaan kasar lainnya. Dani sudah hampir putus harapan bekerja di pabrik karena tidak punya ijazah dan tidak menyangka diterima di pabrik Sherish Interior, jawaban saya sederhana kepadanya "itulah kehendak Allah". Satu hal yang paling menarik dari anak ini adalah kemampuan membaca Al Quran lebih baik dari karyawan lain.

Saya pernah menantang diri sendiri untuk membuktikan kebenaran ayat Alquran diatas dan ungkapan teman sekantor saya bahwa "kalau tidak bekerja di bank ini kita mau makan apa" adalah salah. Saya resign dari bank tahun 2010 tanpa pesangon bahkan meninggalkan hutang yang besar, walau disebut gila oleh banyak orang bahkan keluarga sendiri karena meninggalkan pekerjaan mentereng dengan jabatan dan gaji tinggi.

Dengan bekal keyakinan kepada Allah, saya rintis usaha furniture dari NOL, alhamdulillah walau jatuh bangun, usaha ini berkembang dan semoga Allah berkahi, sehingga saya bisa terus berbagi cerita menulis blog ini kepada sahabat semua.

Contoh lebih ekstrem lain, sahabat saya seorang pejabat tinggi di sebuah bank asing Syariah di Jakarta dan istrinya seorang manajer konsultan perusahaan asing, keduanya lulusan perguruan tinggi luar negeri sebut saja keluarga Agus
Sampai tahun 2012 hidup mereka sangat nyaman dengan kecukupan materi. Takdir Allah menghendaki lain, tahun 2012 istrinya resign dari pekerjaan konsultan bergaji tinggi untuk mengurus empat orang anak yang selama ini terlantar. Apakah penghasilan mereka berkurang saat istrinya resign? Tidak!! suaminya malah oleh perusahaan asing lain dengan penghasilan lebih besar.

Tahun 2012 itu juga Allah punya kehendak lain, sang suami harus di operasi pengangkatan batu empedu (bile duct injury) lebih dari lima kali di rumah sakit di Jakarta sampai di negeri China, sehingga beliau tidak bisa bekerja lagi. Tahun 2013 sang suami akhirnya resign dari pekerjaan dan total istirahat memulihkan kondisi fisiknya.

Apakah mereka kehilangan rizki untuk menghidupi keluarganya dengan standard tinggi begitu? Subhanallah Tidak!! Saat suaminya "terkapar" dalam pemulihan, istrinya berjibaku membuka usaha makanan yang dijual ke teman-teman dekatnya. 

Mashaa Allah usaha makanan tersebut berkembang bahkan sekarang melayani pesanan katering-katering dari berbagai pihak, dan luar biasanya suaminya sembuh dan sekarang besama membangun bisnis makanan professional dengan brand Malika Cookies dan Fried Chiken Mumtazz

Terakhir saya ikuti pengajian bersama beliau di kawasan Bintaro Jakarta, saya lihat sebuah keluarga yang Allah berkahi, kesholehan dan sinar bahagia terpancar dari mereka walau kelelahan fisik terlihat dari bulatan mata mereka, tapi kebahagian terpancar luar biasa melebihi saat mereka menjadi karyawan dengan jabatan dan gaji tinggi. Allahu Akbar. 

Insya Allah cerita keluarga Agus ini akan saya tulis secara khusus suatu saat nanti.


Wallaahualam bishowab, selamat menjemput rezeki, barokallah sukses..

Salam Semangat

Budi Cahyadi
Previous
Next Post »