LAPORAN BAGI HASIL USAHA PRODUKSI

Apa kabar sahabat KLINIK BISNIS semua? semoga sehat selalu, karena sehat adalah salah satu karunia Allah terbesar yang kita nikmati gratis, mari kita syukuri nikmat sehat ini dengan menjaga Iman dan Ibadah kepada Allah tanpa bermaksiat dalam kehidupan kita. Mari kita lanjutkan bagaimana cara menyusun Laporan Kerja Sama Bagi Hasil dengan jenis usaha yang terdapat proses produksi di dalamnya. 

Bila kita bicara jenis usaha produksi, maka kita terbayang sebuah pabrik yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi bukan? tidak salah, tapi produksi juga mencakup bisnis lain seperti kuliner seperti rumah makan saya kategorikan bisnis yang terdapat proses produksi di dalamnya yaitu mengolah bahan makanan menjadi hidangan yang sering kita santap di rertaurant, rumah makan, cafe, Warteg atau warung kaki lima sekalipun.

Sebelum menyusun Laporan Keuangan Usaha Produksi, sahabat semua sebaiknya membaca terlebih dahulu artikel sebelumnya yang berjudul LAPORAN BAGI HASIL USAHA PERDAGANGAN, karena sangat terkait dan saya tidak perlu mengulangi bahasan tentang teknik laporan penjualan. Kenapa usaha penjualan harus terlebih dahulu dikuasai? karena semua bidang bisnis pasti ada transaksi penjualan termasuk produksi atau manufacture karena penjualan adalah ujung tombak dan tulang punggung semua bidang bisnis sebagai sumber pendapatan.

Laporan Laba-Rugi Usaha Produksi
  1. Untuk menyusun Laporan Laba-Rugi Usaha Produksi, sahabat harus pelajari terlebih dahulu jenis dan komponen biaya yang sudah saya tulis dalam artikel sebelumnya, silahkan klik disini.
  2. Perbedaan mendasar Laporan Laba-Rugi usaha produksi dengan perdangangan adalah adanya proses produksi yang mengolah suatu bahan menjadi produk yang dijual untuk mendapatkan keuntungan. Bila dalam usaha perdagangan hanya terdapat aktivitas pembelian barang dari produsen atau supplier lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi, maka dalam usaha produksi adalah membeli bahan dari produsen atau supplier lain lalu diolah dalam suatu proses produksi sebelum dijual untuk mendapatkan pendapatan. 
  3. Keuntungan usaha produksi adalah selisih lebih harga penjulan produk dengan biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut. 
  4. Persediaan barang dalam usaha produksi lebih beragam dibanding usaha perdagangan yaitu; Persediaan Bahan baku dan bahan pembantu sebagai unsur utama dalam proses produksi wajib disajikan dalam laporan senilai harga rata-rata persediaan bahan baku dan bahan pembantu tersebut.
  5. Persediaan barang dalam proses yaitu barang hasil produksi setengah jadi yang masih memerlukan proses produksi sehingga menjadi barang jadi wajib disajikan dalam laporan dengan nilai bauran antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya langsung lainnya (overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk mengolah menjadi bahan setengah jadi atau barang dalam proses tersebut.
  6. Persediaan barang jadi yaitu barang hasil produksi yang siap dijual wajib ditampilkan dalam laporan senilai bauran biaya bahan baku, bahan pembantu, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
  7. Laporan bauran biaya pengolahan bahan baku, bahan pembantu, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam istilah Akutansi lazim disebut Laporan Harga Pokok Produksi.
  8. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk aktivitas usaha tapi tidak terkait aktivitas produksi seperti biaya marketing dan biaya operasional yang terlibat dalam aktivitas penjualan ditambah Harga Pokok Produksi menghasilkan Harga Pokok Penjualan (HPP).
  9. Net sales dikurangi HPP akan menghasilkan Laba Kotor/Gross Profit dan seterusnya penyusunan Laporan Laba-Rugi sama persis dengan usaha perdagangan.
  10. Contoh Laporan Laba-Rugi usaha produksi selengkapnya dan pembagian bagi hasil sebagai berikut:

Laporan Neraca Jenis Usaha Produksi
Perbedaan Laporan Neraca Jenis usaha Produksi dengan Usaha Perdagangan adalah dalam sisi Aktiva yaitu:
  1. Dalam Aktiva Lancar, dimana terdapat jenis persediaan lebih banyak yaitu Persediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu sebelum diproduksi, Persediaan Barang Dalam Proses yaitu Bahan Baku dan Bahan Pembantu yang telah melalui proses produksi tapi belum selesai dan masih memerlukan proses produksi serta Persediaan Barang Jadi sebagai hasil produksi yang siap dijual.
  2. Bila perusahaan melakukan proses produksi sendiri, maka dalam komposisi Aktiva Tetap akan terdapat Mesin dan Sarana Produksi termasuk akumulasi Penyusutannya.
  3. Tidak ada perbedaan untuk pos-pos lainnya dalam penyusunan Laporan Neraca Usaha Produksi seperti contoh dalam Usaha Perdagangan yang sudah saya tulis dalam artikel sebelumnya silahkan klik disini.
  4. Berikut contoh Laporan Neraca Usaha Produksi.

Demikian penjelasan sederhana saya mengenai cara menyusun Laporan Keuangan Jenis Usaha Produksi, untuk sahabat yang bekerjasama bagi hasil dengan Investor atau untuk usaha sendiri, selamat berlatih, semoga sukses.

Salam Semangat

Budi Cahyadi
Previous
Next Post »