SI UJANG PENJUAL PISANG

Bergegas si Ujang menuju ke pabrik milik juragan pembuat Curo yang biasanya baru selesai menggoreng. Curo adalah makanan gorengan berbahan pisang nangka dibalut kulit terigu yang tebal dan wangi, hmm  nikmat rasanya manis dan renyah.  Juragan sebutlah namanya Mang Dadang, dengan cekatan menyusun Curo panas ke dalam beberapa baskom alumunium berwarna-warni yang diberi alas koran bekas. Baskom besar diisi seratus buah dan baskom kecil diisi lima puluh buah.  Ujang lalu megambil satu baskom berisi 50 buah Curo.


Si Ujang anak sembilan tahun berbadan kecil dan kurus menggandeng baskom yang ukurannya melebihi badannya, sambil berteriak nyaring Curo...curo... curo.. menjajakan dagangannya masuk keluar gang sempit dan perumahan warga etnis China yang menjadi langganannya. Bila sedang rame dagangan di Ujang habis dalam waktu satu-dua jam, bila sedang sepi, separo terjual sudah bagus.


Sehabis jualan sebelum setor uang ke Mang Dadang,  si Ujang mencari potongan kayu bekas proyek bangunan rumah yang banyak berserakan di sepanjang jalan. Kayu bekas diikat oleh si Ujang untuk bahan bakar memasak sang Ibu.  Selain kayu bekas, tak lupa si Ujang  memetik sayuran liar yang banyak tumbuh di sekitar tempat pembuangan sampah sementara tempat main favorit si Ujang. Sayuran yang sering dipetik dan dibawa untuk jadi lauk makan keluarganya disebut Leunca yaitu buah liar berbentuk bulat berwana hijau dan akan menjadi ungu kehitaman bila sudah terlalu matang. Leunca adalah salah satu lalap favorit urang Sunda sampai saat ini.


Senangnya si Ujang pulang ke rumah membawa uang sebesar Lima Ratus Rupiah hasil berjualan Curo ditambah satu ikat kayu bakar dan sayuran Leunca, kemudian diserahkan kepada sang Ibu untuk menjadi bekal makanan hari itu. Uang Lima Ratus Rupiah oleh sang Ibu dibelikan satu liter beras, minyak goreng dan 2 butir telur. Kayu bakar digunakan untuk bahan bakar memasak dan sayuran Leunca menjadi tambahan lauk selain dua butir telur tersebut. Semua makanan tersebut ternyata cukup untuk tujuh anggota keluarga si Ujang yang terdiri dari sang Ibu, Ayah, Nenek Uyut, dua orang kakak perempuan dan satu adik laki-laki si Ujang.


Aktivitas berjualan Pisang Curo tersebut terus si Ujang lakukan sampai lulus SD untuk menjadi bekal menapaki perjuangan yang lebih berat lagi.......... bersambung....
Previous
Next Post »