PROPERTY INTERIOR

Tahun 2003 selesai membangun rumah tinggal hasil "design" dan membangun sendiri di sebuah komplek perumahan di Bandung, tugas selanjutnya adalah mengisi interior, mebelair dan furniture. Tidak puas dengan furniture di pasaran yang standar terutama kualitas bahan dan design, saya mengunjungi sebuah showroom interior untuk mendesign isi rumah saya, hasilnya "tersenyum kecut" melihat design keren sesuai keinginan tapi harga bikin istri saya pusing kepala, wajar selepas membangun rumah seluruh tabungan ludes termasuk gaji saya yang jumlah potongannya melebihi sisa gaji yang bisa ditarik. Nekat dan berlebihan dalam membangun rumah ternyata tidak baik loh, jangan ditiru ya...


Dengan dalih ingin furniture customize sesuai ruangan rumah kita, maka jurus kreatif digunakan, majalah interior di obrak-abrik, setiap lewat workshop mebelair berhenti sekadar ngorbrol teknik membuat mebelair, bahan baku yang digunakan, jenis dan teknik fisnishing, cari tukang yang bagus dan hal lainnya yang berhubungan dengan permebelan. 


Setelah merasa cukup, maka mulai urat-oret berlagak jadi designer, lalu cari tukang kayu, bismillah.... hasilnya silahkan lihat foto Kitchen Set rumah saya yang dibuat tahun 2003an.


Lumayanlah untuk hasil design seorang Bankir lulusan Akuntan, sampai sekarang Kitchen Set tersebut kondisinya masih sangat baik, karena dibuat dengan hati dan bahan terbaik. Supaya tidak bosan, Kitchen Set tersebut sudah saya ganti warna selama dua kali.


Proses pembuatan Kitchen Set yang dilakukan di "workshop" garasi rumah yang baru selesai dibangun tersebut ternyata menarik perhatian tetangga yang kemudian ikut "nimbrung" memesan berbagai mebelair, saat itu para tetangga hanya tinggal membeli bahan dan membayar upah tukang kayu dan finishing, tanpa saya mintakan jasa atau profit, bahagia rasanya melihat tetangga mempunyai mebelair dengan desgin mewah hasil rancangan Budi Cahyadi, Sarjana Akuntan ha.ha.ha.ha


Subhanallah ternyata "pesanan gratis" semakin banyak, sampai saya harus bikin list antrian kerjaan. Bapak saya kebetulan adalah yang membangun rumah tinggal saya melihat sebuah peluang bagus, lalu menyarankan untuk "dikomersilkan" dan beliau menawarkan diri untuk memegang tanggung jawab produksinya, Subhanallah, semoga Allah senantiasa merahmati beliau. 


Sejak itulah garasi rumah berubah fungsi menjadi "workshop" mebelair, brand pun dibuat, dengan mengambil nama anak pertama, bismillah maka jadilah bisnis pertama saya SHERISH FURNITURE.
  
To be continued...... 
Previous
Next Post »