Saya mungkin satu dari sekian orang yang tidak mengirimkan brodcast selamat tahun baru Hijriah, kenapa? mungkin karena saya terlalu mengidolakan Rosulullah SAW yang tidak mengajarkan kita untuk larut dalam suatu ritual yang tidak pernah beliau ajarkan/contohkan apalagi sampai "ritual budaya seperti keliling kota sambil bakar obor dan atraksi magis lainnya".
Saya memilih flash back Hijrahnya Rosulullah SAW dari Kota Mekah ke Madinah, untuk mengambil banyak pelajaran yang bermanfaat yang bisa kita fikirkan dan implementasikan dalam lingkup peran kita dalam masyarakat modern saat ini.
Pertama, Rosulullah hijrah (pindah) dari Mekah, kota kelahiran, kota tercinta dimana nenek moyang Rosulullah yaitu nabi Ibrahim AS membangun Kabah yang menjadi magnet seluruh jazirah arab pada saat itu sampai dengan sekarang. Beliau hijrah tidak hanya semata-mata perintah Allah, tapi sebuah strategi cerdas, walau Rosulullah terkesan "mengalah" kepada musuh dengan keluarnya Rosulullah dari Mekah, tapi sesungguhnya Rosulullah telah keluar dari konflik internal di Mekah yang bila bertahan di sana, sulit bagi Rosulullah memenangkan tugas dakwah menyebarkan agama Islam selain mengancam keselamatan diri dan para sahabatnya.
Kedua, Rosulullah hijrah dari Mekah, sebuah kota metropolitan yang menjadi magnet jazirah arab menuju Madinah sebuah wilayah pertanian. Terbayang Rosulullah dan para sahabat yang naturalnya adalah pebisnis dan pedagang di kota Mekah harus memulai sebuah dunia pertanian yang benar-benar baru untuk mereka.
Ketiga, Hal pertama yang Rosulullah bangun sesampainya di Madinah bukan rumah tinggal tapi Mesjid, karena Mesjid adalah simbol sekaligus alat pemersatu ummat. Saat itu nasib mesjid tidak seperti sekarang yang sering di gembok karena takut propertynya dicuri atau Museum saking sepinya, tapi saat itu Mesjid menjadi sentral segala aktivitas Rosulullah, para sabahat dan masyarakat serta pusat pemerintahan dan politik untuk menyusun strategi-strategi perjuangan, hukum dan kepentingan masyarakat.
Keempat, Para sahabat Muhajirin (penduduk Mekah yang hijrah ke Madinah) umumnya adalah pada pebisnis dan pedagang hebat contohlah beberapa tokoh panutan ini:
Sahabat Utsman bin Affan ra sesaat tiba di Madinah, beliau membeli sumur yang dikuasai orang Yahudi yang menjual air dengan harga mahal. Sumur tersebut tidak mau dijual kecuali dengan harga yang mustahil dibeli orang biasa. Tanpa banyak berfikir dan menawar, Utsman ra membeli sumur tersebut dengan harga fantastis lalu menggratiskan sumur tersebut untuk seluruh masyarakat. Dari mulai saat itu secara bertahap sumber-sumber ekonomi strategis dikuasi kaum muslim untuk kesejahteraan seluruh ummat baik muslim ataupun non muslim.
Sahabat Abdurahman bin Auf ra sesaat setelah menolak diberi "hadiah" dari saudara anshar (kaum pemukim di Madinah), beliau pergi ke pasar Madinah yang saat itu dikuasai kaum Yahudi untuk memulai bisnis dengan menjadi kuli panggul, menabung, kemudian berdagang. Dengan keahliannya, tanpa waktu lama pasar Madinah dikuasi kaum muslim yang berdagang secara jujur dan profesional.
Kelima, Rosulullah sangat memahami akan potensi pergesekan atau penolakan dari kaum Anshar selaku tuan rumah kepada Muhajirin selaku pendatang, maka hal pertama yang Rosulullah lakukan adalah mengumpulkan seluruh kaum Anshar dan Muhajirin untuk dipersamakan visi misinya dan dipersaudarakan sehingga proses pembauran berjalan sangat sukses dan terjadi kefahaman dan tolong menolong yang tidak mungkin terulang kembali dalam sejarah manusia, ini salah satu contohnya:
Sahabat Saab bin Arrabi seorang Anshar dipersaudarkan dengan Abdurahman bin Auf seorang Muhajirin, kita simak percakapan emas mereka;
Saad: "Saudaraku Abdurahman, sekarang kau adalah saudaraku, silahkan ambilah separu dari hartaku untuk bekal dirimu. Lalu aku mempunyai dua istri, silahkan kau pilih yang menarik hatimu untuk aku ceraikan dan menjadi istrimu".
Abdurahman: "Terima kasih saudaraku atas semua kebaikanmu, cukup tunjukan bagiku jalan menuju pasar"
Mari kita bedah hikmah dan pelajaran dari perjalanan Hijrah Rosulullah SAW diatas untuk kita implementasikan dalam kehidupan daripada "ritual budaya" 1 Muharam yang tidak jelas hikmah dan tujuannya.
Saya memilih flash back Hijrahnya Rosulullah SAW dari Kota Mekah ke Madinah, untuk mengambil banyak pelajaran yang bermanfaat yang bisa kita fikirkan dan implementasikan dalam lingkup peran kita dalam masyarakat modern saat ini.
Pertama, Rosulullah hijrah (pindah) dari Mekah, kota kelahiran, kota tercinta dimana nenek moyang Rosulullah yaitu nabi Ibrahim AS membangun Kabah yang menjadi magnet seluruh jazirah arab pada saat itu sampai dengan sekarang. Beliau hijrah tidak hanya semata-mata perintah Allah, tapi sebuah strategi cerdas, walau Rosulullah terkesan "mengalah" kepada musuh dengan keluarnya Rosulullah dari Mekah, tapi sesungguhnya Rosulullah telah keluar dari konflik internal di Mekah yang bila bertahan di sana, sulit bagi Rosulullah memenangkan tugas dakwah menyebarkan agama Islam selain mengancam keselamatan diri dan para sahabatnya.
Kedua, Rosulullah hijrah dari Mekah, sebuah kota metropolitan yang menjadi magnet jazirah arab menuju Madinah sebuah wilayah pertanian. Terbayang Rosulullah dan para sahabat yang naturalnya adalah pebisnis dan pedagang di kota Mekah harus memulai sebuah dunia pertanian yang benar-benar baru untuk mereka.
Ketiga, Hal pertama yang Rosulullah bangun sesampainya di Madinah bukan rumah tinggal tapi Mesjid, karena Mesjid adalah simbol sekaligus alat pemersatu ummat. Saat itu nasib mesjid tidak seperti sekarang yang sering di gembok karena takut propertynya dicuri atau Museum saking sepinya, tapi saat itu Mesjid menjadi sentral segala aktivitas Rosulullah, para sabahat dan masyarakat serta pusat pemerintahan dan politik untuk menyusun strategi-strategi perjuangan, hukum dan kepentingan masyarakat.
Keempat, Para sahabat Muhajirin (penduduk Mekah yang hijrah ke Madinah) umumnya adalah pada pebisnis dan pedagang hebat contohlah beberapa tokoh panutan ini:
Sahabat Utsman bin Affan ra sesaat tiba di Madinah, beliau membeli sumur yang dikuasai orang Yahudi yang menjual air dengan harga mahal. Sumur tersebut tidak mau dijual kecuali dengan harga yang mustahil dibeli orang biasa. Tanpa banyak berfikir dan menawar, Utsman ra membeli sumur tersebut dengan harga fantastis lalu menggratiskan sumur tersebut untuk seluruh masyarakat. Dari mulai saat itu secara bertahap sumber-sumber ekonomi strategis dikuasi kaum muslim untuk kesejahteraan seluruh ummat baik muslim ataupun non muslim.
Sahabat Abdurahman bin Auf ra sesaat setelah menolak diberi "hadiah" dari saudara anshar (kaum pemukim di Madinah), beliau pergi ke pasar Madinah yang saat itu dikuasai kaum Yahudi untuk memulai bisnis dengan menjadi kuli panggul, menabung, kemudian berdagang. Dengan keahliannya, tanpa waktu lama pasar Madinah dikuasi kaum muslim yang berdagang secara jujur dan profesional.
Kelima, Rosulullah sangat memahami akan potensi pergesekan atau penolakan dari kaum Anshar selaku tuan rumah kepada Muhajirin selaku pendatang, maka hal pertama yang Rosulullah lakukan adalah mengumpulkan seluruh kaum Anshar dan Muhajirin untuk dipersamakan visi misinya dan dipersaudarakan sehingga proses pembauran berjalan sangat sukses dan terjadi kefahaman dan tolong menolong yang tidak mungkin terulang kembali dalam sejarah manusia, ini salah satu contohnya:
Sahabat Saab bin Arrabi seorang Anshar dipersaudarkan dengan Abdurahman bin Auf seorang Muhajirin, kita simak percakapan emas mereka;
Saad: "Saudaraku Abdurahman, sekarang kau adalah saudaraku, silahkan ambilah separu dari hartaku untuk bekal dirimu. Lalu aku mempunyai dua istri, silahkan kau pilih yang menarik hatimu untuk aku ceraikan dan menjadi istrimu".
Abdurahman: "Terima kasih saudaraku atas semua kebaikanmu, cukup tunjukan bagiku jalan menuju pasar"
Mari kita bedah hikmah dan pelajaran dari perjalanan Hijrah Rosulullah SAW diatas untuk kita implementasikan dalam kehidupan daripada "ritual budaya" 1 Muharam yang tidak jelas hikmah dan tujuannya.
- Rosulullah SAW dan para sahabat keluar dari konflik internal di kota Mekah yang menghambat perjuangan menyebarkan Islam, karena Islam adalah agama universal rahmatan lil alamin untuk seluruh ummat manusia. Walau Rosulullah SAW dilahirkan di Mekah, tapi Islam bukan ditujukan untuk masyarakat Mekah saja tapi untuk seluruh ummat manusia di muka bumi. Sahabat! marilah kita hijrah untuk keluar dari setiap konflik yang terlalu lama dan menguras energi, untuk menyusun kehidupan baru dengan semangat baru dengan masa depan lebih baik.
- Rosulullah SAW dan para sahabat berhijrah dari Kota Mekah ke Desa Madinah, untuk sebuah tantangan baru membangun sebuah desa agraris menjadi pusat peradaban dunia tanpa merubah atau merusak komoditas utama sebagai penghasil kurma terbaik sampai dengan hari ini. Berbeda dengan kita yang selalu menjadikan kota sebagai tujuan hijrah, karena kota menawarkan "kemudahan" pekerjaan dan uang. Padahal di kota adalah sumber konflik dan segala kemaksiatan serta godaan dunia yang melenakan. Saatnya kita hijrah untuk membangun kembali desa yang kita tinggalkan untuk menjadi bagian dari peradaban dunia dan mensejahterakan masyarakat disana.
- Selain membangun mesjid sebagai pemersatu ummat, Rosulullan SAW dan para sahabat senantiasa mengutamakan kepentingan ummat daripada kepentingan pribadi. Berbeda dengan kita yang sebaliknya mendahulukan kepentingan pribadi sampai lupa kepentingan orang lain. Saatnya kita hijrah dengan memakmurkan mesjid serta mengutamakan kepentingan ummat daripada kepentingan pribadi, dimulai dari lingkungan keluarga dan tetangga lalu meluas kepentingan masyarakat negara atau dunia.
- Rosulullan SAW dan para sabahat dengan segala pengorbanan dan daya upaya berusaha menguasai sumber-sumber daya dan ekonomi strategis untuk kepentingan masyarakat. Berbeda dengan kita yang sebaliknya sumber daya strategis dibiarkan dikuasi pihak asing atau perorangan yang serakah untuk kekayaan konglomerasi mereka. Saatnya kita hijrah dengan ikhtiar menguasai sumber daya ekonomi untuk kepentingan masyarakat.
- Rosulullah SAW sangat faham bahwa bekal utama menguasai dunia adalah memiliki masyarakat kompak yang menjunjung tinggi ukhuwah (persaudaraan). Dengan dasar Iman persaudaraan adalah ikatan dan pondasi paling kuat untuk menjalani kerasnya perjuangan menuju kesuksesan. Dengan persaudaraan kesulitan serasa ringan karena ditanggung bersama. Ironis dengan kondisi saat ini muslim terpecah-pecah, jauh dari persaudaraan karena merasa benar sendiri, ekslusif, sampai di cap sebagai teroris. Tidak heran hampir semua negara muslim menjadi "mainan" negara-negara adikuasa. Saatnya kita hijrah untuk saling mengenal, memahami dan tolong menolong sesama muslim dengan dasar keimanan untuk songsong kemenangan yang sudah dianjikan Allah. Tidak perlu berperang, kuasai saja perekonomian seperti yang negara China lakukan, negara sekaliber USA saja terkapar.
Mari dan selamat berhijrah sahabatku. Wallahualam bishowab
Budi Cahyadi
ConversionConversion EmoticonEmoticon