MENGERIKAN!! itulah gambaran saya terhadap fenomena KORUPSI di Indonesia, semua aspek kehidupan di negara kita ini tidak bisa di lepaskan dari urusan suap menyuap, dari mulai urusan bikin KTP apalagi urusan bisnis.
Bila melihat berita dari hari ke hari tentang korupsi dan politik, sepertinya negeri ini sudah tidak memiliki masa depan, bayangkan politikus dan pejabat yang memiliki kewenangan di negeri ini justru menjadi aktor utama korupsi yang di pertontonkan dengan "telanjang" tanpa malu. Wajar bila seluruh pejabat publik di negeri ini termasuk masyarakat awam akhirnya "terbunuh" nuraninya sehingga sulit mengatakan bahwa korupsi itu bahaya dan menghancurkan.
Dalam masyarakat tercipta hukum yang terbentuk secara alamiah atau Low of Culture bahwa "Tidak ada yang gratis di negeri ini" atau "Kencing saja bayar apalagi bikin KTP atau Tender Proyek".
Terus terang sebagai pekerja dan pebisnis yang mencari nafkah, saya dihadapkan dengan sebuah kondisi yang dilematis apakah saya mengikuti sistem korup agar bisnis saya survive dan maju atau saya menjaga idealisme walau bisnis sering terjegal perizinan misalnya, awalnya memang sangat sulit tapi seiring dengan waktu dan bertambahnya keyakinan/Iman kepada Allah bahwa sumber Rizki dari Allah bukan dari manusia dan Visi/Tujuan hidup adalah untuk kehidupan Akhirat kelak, maka tekad hidup dan bisnis tanpa korupsi bisa dilakukan dan alhamdulilah Allah cukupkan rizki kita.
Saya ingin share cerita tentang beberapa praktik korupsi luar biasa di negeri ini yang wajib kita lawan untuk menawariskan kepada anak cucu kita negeri ini dalam kondisi lebih baik dari generasi korup saat ini. Tujuan saya hanya ingin memotivasi sahabat semua bahwa kita bisa hidup dan mencari nafkah tanpa korupsi, semoga bermanfaat.
Saya tertantang untuk membalikan statement para pengusaha bahwa bila pebisnis terlalu idealis dan tidak mengikuti atau berbaur dengan sistem yang ada, maka bisnisnya tidak akan berkembang dengan besar. Bismillah saya ingin buktikan bahwa bisnis kita bisa besar dan menguasai dunia dengan menteladani Rosulullah SAW tanpa menjual idealisme, dengan hidup dan bisnis tanpa Korupsi. Mungkin tidak pada era kita hidup, kita akan sukses dan besar tanpa korupsi, tapi kewajiban kita adalah ikhtiar menjaga dan menjadi teladan untuk menjadi pondasi yang kuat bagi anak cucu kita dan generasi penurus kita. Allahu Akbar.
Salam Semangat
Hormat Saya
Budi Cahyadi
Bila melihat berita dari hari ke hari tentang korupsi dan politik, sepertinya negeri ini sudah tidak memiliki masa depan, bayangkan politikus dan pejabat yang memiliki kewenangan di negeri ini justru menjadi aktor utama korupsi yang di pertontonkan dengan "telanjang" tanpa malu. Wajar bila seluruh pejabat publik di negeri ini termasuk masyarakat awam akhirnya "terbunuh" nuraninya sehingga sulit mengatakan bahwa korupsi itu bahaya dan menghancurkan.
Dalam masyarakat tercipta hukum yang terbentuk secara alamiah atau Low of Culture bahwa "Tidak ada yang gratis di negeri ini" atau "Kencing saja bayar apalagi bikin KTP atau Tender Proyek".
Terus terang sebagai pekerja dan pebisnis yang mencari nafkah, saya dihadapkan dengan sebuah kondisi yang dilematis apakah saya mengikuti sistem korup agar bisnis saya survive dan maju atau saya menjaga idealisme walau bisnis sering terjegal perizinan misalnya, awalnya memang sangat sulit tapi seiring dengan waktu dan bertambahnya keyakinan/Iman kepada Allah bahwa sumber Rizki dari Allah bukan dari manusia dan Visi/Tujuan hidup adalah untuk kehidupan Akhirat kelak, maka tekad hidup dan bisnis tanpa korupsi bisa dilakukan dan alhamdulilah Allah cukupkan rizki kita.
Saya ingin share cerita tentang beberapa praktik korupsi luar biasa di negeri ini yang wajib kita lawan untuk menawariskan kepada anak cucu kita negeri ini dalam kondisi lebih baik dari generasi korup saat ini. Tujuan saya hanya ingin memotivasi sahabat semua bahwa kita bisa hidup dan mencari nafkah tanpa korupsi, semoga bermanfaat.
- Tahun 1996 Setelah lulus kuliah, saat membuat lamaran kerja, kita diwajibkan membuat Surat Keterangan Pencari Kerja berwarna kuning dari Depnaker. Saya kepada PNS yang melayani pembuatan surat tersebut "Berapa biayanya?" jawabanya lucu dan sangat tidak bermartabat "Terserah" katanya. Akhirnya saya hanya ucapkan terima kasih saja karena saya melihat "stiker kecil" yang menyebutkan "Membuat Surat Keterangan Kerja Tidak Dipungut Biaya". Atau saya mendapat banyak tawaran menjadi PNS, pegawai BUMN dan lainnya dengan "uang mahar" puluhan juta supaya saya lulus dengan mulus tapi saya tolak. Apakah saya kesulitan mendapat pekerjaan tanpa harus menyuap? Alhamdulillah dengan izin Allah dan ikhtiar maksimal dalam melamar pekerjaan, panggilan kerja berdatangan padahal saya bukan lulusan unversitas favorite dengan IPK standard.
- Saat diterima menjadi pegawai Bank dan ditempatkan di divisi Audit Internal, setiap selesai melakukan pemeriksaan selalu mendapat "amplop" yang diberikan oleh ketua team yang membuat hati ini "galau". Alhamdulillah Allah selamatkan saya dengan memindahkan saya ke Bank Syariah yang menghilangkan praktik-praktik haram seperti itu.
- Saat menjadi Account officers bank syariah, para nasabah yang mengajukan pembiayaan/pinjaman sering "maksa" memberi amplop tebal dengan dalih ucapan terima kasih atas pencairan pinjaman/kreditnya yang selalu saya tolak. Pernah ada nasabah yang menyimpan amplop tebal di meja secara diam-diam. Akhirnya saya serahkan amplop tersebut kepada atasan dan dana dalam amplop disetorkan ke rekening nasabah yang memberi amplop. Atau pernah seorang pengusaha yang mengirimkan satu truk furniture ke rumah saya yang baru selesai dibangun, saya ancam pengusaha tersebut bila tidak menarik furniture tersebut dari rumah saya, permohonan pinjamannya tidak akan saya proses.
- Selepas saya resign dari bank dan memulai bisnis sendiri, saya ajukan perizinan usaha, saya ikuti birokrasi perizinan dari mulai kelurahan sampai pemerintah kota. Alhamdulillah perizinan usaha yang saya ajukan sejak bulan Januari 2011 dengan persyaratan lengkap sampai sekarang belum keluar. Pernah ada telepon dari Pemerintah Kota yang mengundang saya dengan dalih "ingin diskusi" tidak saya tanggapi. Saya yakin bahwa Allah tidak akan menutup, mengurangi atau menukar jatah rizki saya dengan ketiadaan perizinan usaha tersebut. Apa yang saya lakukan? Saya lakukan langkah strategis dengan mengakuisisi sebuah perusahaan seorang sahabat teman yang lengkap perizinannya tanpa mengeluarkan uang sepeserpun dan tanpa suap. Bagaimana caranya? saya ajak teman pemilik perusahaan tersebut menjadi pemilik perusahaan bersama.
- Saya di undang oleh sebuah instansi pemerintah untuk meRe-Design konsep sebuah Mall tua di Kota Bandung, pada awalnya mereka minta saya melakukan mark up harga pekerjaan yang di anggap "terlalu murah" yang akan di berikan kepada saya. Setelah saya berikan draft konsep Re-Design tersebut, ajakan mark up tersebut saya "talak tiga" bahkan saya tegur Dirut perusahaan BUMD tersebut dengan SMS, tapi apa yang terjadi? Project Re-Design tersebut tetap diberikan kepada saya tanpa harus saya menyuap sepeserpun karena kekuatan Allah melalui konsep yang saya susun.
- Beberapa bulan yang lalu saya di tawarkan kemenangan tender project pengadaan Furniture di dua Universitas Negeri di Bandung dengan total nilai Rp. 2 Milyard tapi "calo project" dan Panitia pemenangan minta komitmen kemenangan sebesar 15% dari total project. Tentu saja langsung saya "talak empat" (saking keselnya dengan korupsi padahal talak cuman sampai tiga). Apakah project dan rizki perusahaan saya berkurang? Tidak!! Allah ganti dengan konsumen furniture apartment, hotel dan lain-lain berdatangan yang membuat workshop interior di sebelah rumah saya berdenyut dari pagi sampai malam untuk mengejar tengat project dan saya kerja lebih dari 12 jam perhari untuk menyusun konsep banyak bisnis dari investor yang menawarkan kerjasama usaha.
Saya tertantang untuk membalikan statement para pengusaha bahwa bila pebisnis terlalu idealis dan tidak mengikuti atau berbaur dengan sistem yang ada, maka bisnisnya tidak akan berkembang dengan besar. Bismillah saya ingin buktikan bahwa bisnis kita bisa besar dan menguasai dunia dengan menteladani Rosulullah SAW tanpa menjual idealisme, dengan hidup dan bisnis tanpa Korupsi. Mungkin tidak pada era kita hidup, kita akan sukses dan besar tanpa korupsi, tapi kewajiban kita adalah ikhtiar menjaga dan menjadi teladan untuk menjadi pondasi yang kuat bagi anak cucu kita dan generasi penurus kita. Allahu Akbar.
Salam Semangat
Hormat Saya
Budi Cahyadi
ConversionConversion EmoticonEmoticon